Jumat, 24 Agustus 2012

Perahu Kertas: Mimpi, Cinta dan Persahabatan

Akhirnya, kmaren kesampean juga nonton Perahu Kertas. Setelah nunggu lama akhirnya keluar juga nih. Jadi ceritanya Perahu Kertas ini merupakan film yang paling ditunggu tahun ini. Pertama kali kenal Perahu Kertas waktu itu gara-gara abis browsing n nemu tulisan yang disitu ditulis 10 best novel Indonesia. Kebetulan karena emang doyan banget ama novel, saya baca itu semua listnya. Dan yang paling menarik perhatian adalah diurutan pertama adalah novel karya Dee, Perahu Kertas. Nah, sebelumnya emang uda pernah baca karya Dee, kaya Petir sama Filosofi Kopi karena penasaran sebagus apa novelnya yang ini, akhirnya pas banget waktu beres KKM (2010), saat itu saya ga sengaja lewat toko buku dan disitu di depannya dipajang Perahu Kertas, dan langsung tanpa pikir panjang langsung beli deh tuh buku.

novel Perahu Kertas

Awalnya waktu baca diawal2, jujur kok ya gampang dibaca. Maksudnya kan biasanya novel nya Dee itu selalu menimbulkan reaksi angkat alis saat membacanya. Tapi yang ini beda. halaman per halaman saya baca dan sampai di halaman terakhir, saya baru sadar kalau Perahu Kertas adalah buku paling ringan yang dari seluruh karya-karya Dee yang lain. Perahu Kertas lebih bertema sederhana, remaja, cinta dan mimpi. Kesannya emang lebih ke pasar. Tapi eitss... jangan salah, walaupun ceritanya paling ringan dari buku Dee yang lain tapi isinya tetep ngegambarin ciri khas seorang Dee.

Bagaimana Dee memilih kata, plot dan penggambaran karakternya yang pas anak muda. Tentang seni lukis juga advert nya itu ga maen-maen. Apalagi ceritanya yang mengaduk-aduk perasaan. Pembaca bener-bener dibuat terlena oleh tokoh dan juga konfliknya. Banyak kata-kata yg bagus dari novel ini. Berikut kata2 favorit saya,


" jalan kita mungkin berputar, tetapi satu saat, entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi diri kita sendiri"
"Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu, ga akan pernah jadi kenyataan"
"Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya"
"Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh"


Jadi ceritanya, Perahu Kertas ini bercerita tentang 2 remaja, Kugy dan Keenan yang berusaha mengejar mimpi-mimpi mereka. Kugy yang ingin menjadi penulis dongeng, dan Keenan yang ingin menjadi pelukis. Perjalanan mereka dalam menemukan jalan menuju mimpi tidaklah mudah. Banyak lubang, bahkan terkadang muncul awan gelap. Semua itu dibalut apik dengan bumbu persahabatan dan cinta. Dengan dialog antar Kugy dan Keenan yang seringnya nyelekit namun itulah realitas sebenarnya.

Tokoh-tokoh lainnya yaitu ada Eko dan Noni sahabat Kugy-Keenan. Luhde gadis Bali yang cerdas yang jatuh hati pada Keenan, serta Remi atasan Kugy yang tergila-gila oleh Kugy. Saat tahu kalau novel ini mau dibikin film, so pasti para pembaca bertanya-tanya siapakah yang memerankan tokoh utama ini nantinya? Sempet baca di salah satu diskusi di pesbuk, nama-nama seperti angelica faustina, Raihanun, Andika Pratama hingga Nicholas Saputra. Jujur bagi saya sulit untuk menggambarkan sosok Kugy dalam kehidupan nyata. Lain halnya dengan sosok Keenan, banyak yang menginginkan sosok Rangga AADC yaitu Nicholas Saputra yang menjadi Keenan. Kalo menurut saya emang sosok Ranggalah yang paling mendekati Keenan. Bule, pendiam dan cool nya itu loh. Tapi sayangnya Nicholas sekarang kan uda ga muda lagi. Dia sekarang lebih cocok ke karakter yang cenderung sebagai pria matang. Agak susah juga kayanya membuat dia tampak lebih muda 10 tahun.

Dan akhirnya sekitar April atau Maret gitu yah, lupa. Keluarlah teaser yang dilanjut dengan trailernya. Banyak yang suka ada juga yang kecewa dengan pemeran-pemerannya. Kugy diperankan oleh Maudy Ayunda sedangkan Keenan oleh Adipati. Jujur saat tau Adipati yang meranin, saya sedikit kecewa. Gatau kenapa Adipati itu kurang 'Keenan'. Entah kurang keliatan Indo nya, atau sosok misterius itu kayanya gada di Adipati. Tapi dari semua tokoh, kebetulan saya adalah penggemar sosok Remi, dan menaruh harapan besar pada sosok ini. Apalagi pas tau kalo yg meranin itu Reza Rahardian, Wuhhhhuu! seneng banget, emang dari kemaren lagi suka bgt ama Reza. Dan stelah tau Reza jadi Remi, wuih! dijamin makin jatuh cinta ama Remi!

Dan kemaren setelah berkesempatan untuk nonton. Jujur bayangan di buku masih nempel jelas di otak. kejadian ini, bab itu, dialog si anu, adegan ini, baju si tokoh. Jadi pas awal-awal film, sempet terlalu ngebandingin dengan yang di buku. 'dih! kok yang ini ga ada?' 'ko, langsung ke sini sih?' 'si itu mana? ko ga muncul?' dan 'dih' 'ih' yg lainnya. Mungkin karna ekspektasi saya terlalu tinggi untuk film ini makanya, dari awal bawaanya langsung bandingin mulu. Baru setelah perdebatan di otak untuk stop komplain dan just enjoy the movie baru deh mulai biasa.

Saya suka dialog antar tokohnya terutama saat Kugy-Keenan-Noni-Eko ngobrol, kata-katanya natural, humornya, celetukannya semuanya asik dan mengalir. Seolah lagi dengerin orang lagi ngobrol langsung. Maudy mampu menjadi sosok Kugy yg bener2 aneh bin ajaib, dan itu menghibur. Gerak-geriknya, cara dia berbicara, emang Kugy banget. Kalo Keenan, hmmm... jujur sih masih ngerasa kalo Adipati itu kurang apa ya? kurang greget gitu. Ga tau deh kenapa (yah...ini cuma pendapat saya aja loh,,,). Dan pas Remi mulai tampil, ouwww..! bikin senyum2 sendiri. Bikin melting pasti! Kalo soal akting, Reza ga usah diomong sih, dia uda jago banget. Ga heran lah kalo Reza mampu membuat perempuan makin jatuh hati dengan sosok Remi.
Remigius Rahardian :)

Tapi di balik sosok Remi, saya justru malah jadi jatuh hati pada sosok Eko. Dari awal kemunculan Eko, ini orang udah bikin ngakak mulu. Sumpah deh kocak abis! Gila! keren deh Eko. Dan menurut saya dari semua tokoh dan pemeran-pemerannya, peran yang paling cocok (selain Reza tentunya) adalah ya si Eko ini, sumpah keren deh aktingnya! Dan juga pasangannya Noni juga sama pas nya.

Ada yg suka, pasti ada juga yg ga suka di film ini, ada satu adegan yang menurut saya di buku jauh lebih menarik tapi sayangnya diubah. Yaitu saat Remi nembak Kugy di pantai. Kalo di buku, Kugy lagi dipinggir pantai sambil maen ayunan, sedangkan di film cuma di dermaga (kalo ga salah). Jujur menurut saya jauh lebih romantis kalau adegan ini sama kaya di buku. Dan satu lagi, sayangnya film ini dibagi jadi 2 part. Ga enak nya gitu sih. Kudu nunggu lanjutannya 2 bulan lagi. Kentang nih! Sementara kalo soal penataan gambar, angle de el el saya ga begitu paham, entah mana yang bagus, mana yg ga. Yg saya tau, saya mampu dengan santai dan mampu melihat maksud dari cerita si film. Selagi tokoh-tokohnya keliatan jelas ga burem, ga gelap, dan bekgron yg ga keramean (jd tetep bisa fokus ke tokohnya, bukan ke yg laen) serta ga terlalu terang (pernah ada film Indonesia, kalo menurut saya ini warnanya terlalu terang, cenderung ke kuning. Jadi kaya suasananya lagi senja gitu. Okey, kalo emang adegannya lagi magrib2 sih gapapa, tapi ini sepanjang film begitu semua! ya....risih juga liatnya). Dan selama saya menonton, saya merasa tidak ada yg mengganggu pandangan si tokohnya.

Nah, jadi begitulah review saya tentang novel+film Perahu Kertas. Secara keseluruhan film Perahu Kertas bolehlah ditonton buat para pecinta film Indonesia yang bermutu, terlepas dari uda atau belum pernah baca novelnya. Karna film ini dialognya, tokoh-tokohnya serta ceritanya emang patut ditonton dan merupakan hiburan cukup bermutu buat semua remaja dan mungkin juga orang tua2 yg peduli pada masa depan anaknya (karna disini juga diceritain ttg bagaimana orangtua membebaskan anak2 mereka dalam mengejar mimpinya, bukan sekedar demi kebahagian orangtua semata). Yuk, yg belum nonton buruan ke bioskop terdekat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiada Kesan tanpa Kehadiranmu