Jumat, 23 September 2011

Postingan si Gadis Labil tengah Galau




saya akui bahwa saya memanglah bukan orang baik. saya egois, keras kepala, bahkan terlalu acuh untuk melihat sekitar saya. Setiap orang emang selalu ingin tampil baik dan sempurna dihadapan siapapun. Di depan bos, sahabat, keluarga, bahkan pria yang kita taksir. Begitu  pun saya juga menginginkan hal yang sama.


Hey you!
siapa saja!
saya tantang anda untuk sedikit merubah diri saya menjadi sosok yang tangguh, yang mampu menghadapi era globalisasi

(mulai ngawur.*abaikan*)

saya tidak tau apa yg tengah melanda si diAn ini. Mungkin terkena demam skripsi bapuk. Yg membuatnya semakin  lapuk. mudah-mudahan saja tidak kempes seperti kapuk.


Atau mungkin diAn tengah terkena sindrom galau yg kini sedang trend melanda para remaja alay kita? who nose? idung siapa? saya pun tak tau. mari abaikan.



Minggu, 04 September 2011

Lebaran dan Air Mata

Lebaran uda lewat 3 hari yg lalu. Tapi rasa dan emosi kala lebaran masih tersisa hingga kini. Baru kali ini benar-benar terasa 'ngena' banget di hati. Mungkin karna setelah beberapa taun, akhirnya taun ini sekeluarga bisa pulang ke rumah mbah di Jawa. Ada sedih, ada bahagia, bisa ketemu keluarga yg sayangnya cuma bisa ketemu setaun sekali. Semua karna waktu yg ga memungkinkan untuk kesana berkali-kali (jauh bu!).

Ada satu hal yg saya sesali selama disana. saya ga bisa untuk menahan air mata. Saya nangis. Bukan cuma sekedar meneteskan air mata. Tapi pake acara sesenggukan segala, tangisan yang sakit banget di dada. Mungkin bagi sebagian orang tidak terlalu bermasalah dengan menangis. Apa yang salah dengan menangis? Menangis hanya sekedar luapan emosi. Tangisan juga bagus untuk membersihkan mata kita dari kotoran yang masuk ke mata.

Emang gada yg salah dengan tangisan. Sayangnya saya udah terlanjur berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak menangis di depan siapapun, kecuali di depan cermin yg mana cuma ada saya dan bayangan. Kenapa? agak aneh memang. Kebetulan saya sudah dikenal sebagai gadis yg aneh, jadi untuk menambah deretan keanehan ini, saya tambahkan list baru yaitu untuk  "tidak menangis di depan umum."

Sori agak absurd memang. Yg tadi emang becanda sedikit. Tapi sebenarnya, saya sedari kecil memang termasuk anak yg cengeng dan lemah mental (bukan otak). Ga terbiasa dengan hentakan emosi yg tiba-tiba. Sedikit  kena tekanan langsung ngedrop, berdiam diri, panik. Jelek memang, dan ini semua saya tumpahkan kesalahan ini pada... ah sudahlah, tak perlu menyalahkan siapa-siapa. Semua sudah terjadi dan membentuk diri saya seperti ini. Untuk itu saya merasa harus merubah ini semua. Siapa lagi yg mampu merubah diri saya kalo bukan saya sendiri? Dan itu semua berawal dari taun lalu. Saya membuat janji yg saya tulis di diary saya, untuk tidak menangis di depan siapapun. Ini janji saya, dan saya mengingkarinya. Maaf. Mungkin kmaren saya sudah di puncak emosi sehingga tak bisa dibendung lagi.

Maaf.
Besok-besok saya akan mencoba untuk lebih kuat.