Senin, 08 Juli 2013

Cause you only in my past

Ku coba sgala cara yg bisa
Kau membelakangiku, ku nikmati bayangmu
Itulah saja cara yang bisa
Tuk ku menghayatimu untuk mencintaimu
Sesaat dunia jadi tiada
Hanya diriku yang mengamatimu Dirimu yang jauh di sana
Ku takkan bisa lindungi hati
Jangan pernah kau tatapkan wajahmu
Bantulah aku semampumu

(rasakanlah) isyarat yang sanggup kau rasa
Tanpa perlu kau sentuh  (rasakanlah) harapan impian yang hidup
Hanya untuk sekejap
(rasakanlah) langit hujan getar hangat nafasku

(rasakanlah) isyarat yang mampu kau tangkap
Tanpa berpijak
(rasakanlah) air udara bulan bintang angin malam
Ruang waktu ku isi
Itulah saja cara yang bisa

Lirik diatas merupakan salah satu lagu dari Dee Lestari di album Rectoverso. Yang sekarang sudah di nyanyikan ulang oleh DREW. Dan saya sama-sama suka kedua versi tadi.

Hanya Isyarat. Begitu judulnya. Lagu ini kebetulan sangat pas dengan kondisi saya malam tadi. Dimana saya dihadapkan pada kondisi ketika bertemu dan selama beberapa jam bersama dengan orang yg dulu saya suka. Tapi saya hanya bisa menggapainya sebatas punggungnya saja. Saya tidak bisa lebih dari itu. Selama beberapa jam itu saya jadi tau bahwa setiap kali matanya selalu berbinar ketika menatap satu sosok. Dan itu jelas bukan saya. Bahkan nama yg selalu dia ucap pun bukan nama saya. Mungkin nama saya juga ga pernah ada di otaknya.

Bahkan tiap kata yg dia ucap pada sosok itu berbeda saat ia bicara dengan saya. Saat itu saya benar-benar hanya ingin tertawa. Tertawa sekencangnya. Menertawai nasib saya yg begitu ngenes sial. Dan semua itu saya lampiaskan saat saya berteriak sambil bernyanyi saat nonton Sheila on 7 semalam.

Mengutuki diri betapa bodohnya saya selama ini (ya kali penyesalan emang slalu telat datengnya). Dan malam itu juga saya merasa sudah waktunya melepas. Yang bahkan  belum pernah saya miliki. Lucu ya? menggelikan memang. Tapi yg pasti saya melepaskan hati saya, membebaskan apa yg seharusnya ada,  dan terjadi.

Saya kira sudah cukup selama ini saya memuja seseorang yg hanya bisa saya gapai dalam mimpi saja. Cukup.

Goodbye boy!
you just in my past.

Kamis, 04 Juli 2013

I love you too!


"tapi dede sayang miss dian"

Barusan saya hampir menangis (lagi) when suddenly she told me that she loves me.

Saya ga tau kenapa murid saya yg umurnya baru 5 stengah tahun bilang begitu. Entah karna tadi saya sempat menangkap kata-katanya yg bilang kalao dia mau berhenti dari les (sebuah kejadian yg amat sering terjadi akhir-akhir ini di kantor saya. Dan saya ga tau mesti menyalahkan siapa. Kurikulumkah? orang tua? ekonomi? atau pengajar? yg pasti yg terakhir selalu ikut andil).

Tapi saat dia berucap begitu saya jadi terharu. Karna baru kali ini ada anak kecil yang bilang sayang ke saya (selain adek saya tentunya). Dan kata-kata itu masih terngiang-ngiang di pikiran saya. Sebuah pengingat sekaligus pecutan bagi saya, bahwa saya masih dibutuhkan disini. Setidaknya oleh murid-murid saya.

Well, i love you too my sweet student. Always.
:'-)