Rabu, 30 Maret 2011

Terimakasih Telah Hadir Dalam Hidup Kami

Terkadang apa yg terbaik tak slamanya mnyenangkan,bahkan terlampau pait. Lalu bisakah kita untuk meminta langsung pada Tuhan untuk memohon apa yg kita inginkan. Dengan tidak perlu memakai embel-embel 'berikan yg  terbaik'.


Kata-kata tadi yg saya sempet pikirkan beberapa hari yg lalu. Karna merasa kata 'terbaik' tidak menjadi sebuah kepuasan jawaban atas doa yg saya panjatkan. Mungkin saat itu saya sakit hati merasa  Tuhan tidak adil, karena telah memutus hidup seorang gadis yg selama beberapa tahun belakang ini tidak bisa merasakan indahnya masa-masa remaja.


Hampir seminggu yg lalu saya mendapat sms, yg bilang kalo dia tengah berada di ICU. Kritis. Saya pun berdoa kepada Tuhan untuk berikan kesembuhan agar ia bisa berkumpul lagi dengan orang-orang yg ia sayangi, tolong berikan yg terbaik. Dua hari berikutnya Ibu dan kaka saya ke Jakarta mencoba menengoknya.
Tepat sabtu malam, saya dirumah. Sendirian. Tiba-tiba kaka saya menelpon.



'halo mas?'
'dian...ragil meninggal' setelah itu terdengar suara isakan dari sebrang telepon dan tuttt..tuttt. Telepon dimatikan.


Tak henti-hentinya mengucap namaNya. Beristigfar berulang-ulang. Mencoba mencerna apa yg dikatakan kaka saya. Mencoba menyadarkan otak yg tengah mencari arti kata 'meninggal'. Tak lama bapak saya pulang. Melihat saya yg sedang menangis.


'Dian kenapa?'
'Ragil meninggal, pa!'
'innnalillahi..'

Besoknya saya langsung berangkat ke Jawa, karna rumah mbah kini menjadi tempat terakhirnya untuk selamanya. Mendengar dia akan dikubur di rumah mbah, teringat ucapan saya minggu lalu, tiba-tiba saya bilang kalo saya kangen ke Jawa dan pengen ke sana. Entah itu firasat ato apa.

Mendengar cerita dari keluarganya yg tak henti-hentinya mengenang gadis cantik ini. Sikapnya yg baik dan lembut yg begitu membedakan ia dengan saudara-saudaranya. Tapi bukan karna penyakit yg ia derita. Terdengar macam-macam cerita ketika ia pergi. Ibu yg memandikan Ragil, merasa masih tak percaya. Banyak hal menakjubkan yg lagi-lagi sulit dicerna akal sehat. Kata Ibu wajahnya tampak sangat cantik dan bersih saat dikebumikan. Saat ia selesai menyatu dengan tanah, seketika itu pula adzan dhuhur menggema. Seolah alam menyambut jasadnya ke perut bumi.

Setiap selesai shalat, suaranya, ekspresinya saat cemberut dan tertawa  terus berulang-ulang terputar di benak saya. Seolah sedang menyaksikan sebuah video biografinya. Saat perjalanan menuju rumah mbah. Saya teringat Al Quran saya yg saya tinggal di rumah mbah lebaran lalu. Karna sudah tidak ada tempat daripada bercampur dengan pakaian kotor lebih baik saya tinggal. Dan akan saya ambil nanti kapan-kapan kalo ke jawa lagi. Dan saat ini saya sedang di Jawa. Tapi bukan dalam situasi dan keadaan seperti ini.

Tuhan hanya memberi hidup untuknya 17 tahun. Dan selama bertahun-tahun ia harus berada dalam situasi tubuh yg tidak menyenangkan. Hingga akhirnya ia perlu melakukan terapi dan cek dokter untuk waktu yg  cukup lama. Dan ia tak pernah terlihat mengeluh dengan penyakitnya, dengan kehidupannya. Mungkin satu yg buat ia masih bisa terus survive hingga kemarin. Ia dikelilingi oleh orang-orang yg menyayanginya. Sampai akhirnya ia harus pergi, namun doa tak hentinya dipanjatkan untuk gadis yg sangat luar biasa hebat ini. Ia mampu berjuang hingga Tuhan akhirnya menghentikan perjuangannya. Sampai disini. Di 26 Maret. 

'YANG TERBAIK'.  Mungkin memang kita tidak pernah tau apa yg terbaik untuk kita. Karna Tuhan yg mengendalikan hidup kita. DIA yg Maha Tahu atas segala tindak-tanduk hidup kita. 'YANG TERBAIK' untuk kita memang selalu tampak pahit. Namun akan terasa manis saat waktunya nanti. 

Mungkin, sudah waktunya Ragil beristirahat. 
Mungkin karna sudah terlalu banyak yg kekuatan yg ia bangun untuk ia  berjuang. 
Mungkin inilah saat nya ia beristirahat. 
Mungkin ini saatnya ia pulang.
mungkin

Terimakasih Ragil. Telah memberikan warna di hidupmu dan hidup kami. 

Kamis, 24 Maret 2011

Skripsi...Skripsi Yang Manis Tolong dibantu yak

Gue emang penjahat blog. Udah gue bikin2 ini blog, eh.. tapi gue sendiri jarang mampir. Ampe lumutan pas gue coba tengok lagi. Well, kemaren2 gue emang serada bebel bin males. Otak gue lagi tertuju pada satu headline (kaya koran yah?). Yup! tiada lain tiada bukan adalah skripsi gue. Gila yah, nih skripsi betah banget deh nongkrong di otak gue. Mungkin itu terjadi karna banyak pihak yg salalu menanyakan pertanyaan yg sama, "lulus kapan?" dan gue cuma bisa jawab "insyaallah taun ini"dan begitu, dan begitu, dan begitu seterusnya. Belum lagi dengan teman-teman gue yg udah bolak-balik bimbingan ma dosennya dan udah pada mulai sidang outline. Wuah..!sebagai miss panic gue pun jadi kebakaran bulu idung (similiar with 'kebakaran jenggot, gue kan

Selasa, 01 Maret 2011

not complain and just make it fun

Kali ini gue akan menulis tulisan yg serius. Soal masa depan kuliah gue, masa depan hidup gue. Tahun ini gue akan mulai dihadapkan sama yang namanya skripsi. Tugas paling akhir di  perkuliahan. Bisa dibilang ini adalah dewanya tugas. Sebenernya gue ga mau terlalu lama menekuni tugas yg satu ini. Tapi apa mau dikata, sampai detik ini gue belum bernafsu untuk menyentuh sama yg namanya penelitian itu. Ada keengganan besar setiap kali mengingat itu. Padahal ini merupakan perjuangan akhir gue selama kurang lebih udah 3 taun jadi mahasiswi.

Rasa Engga itu (baca:males tingkat tinggi) benar-benar amat mengganggu. Entah karna iklim di rumah yg lagi kurang fit, atau karna gue yg terlalu lama mengistirahatkan otak dari buku-buku maupun jurnal komunikasi, sehingga otak gue mulai lemot