Jumat, 26 Februari 2016

Tentang Seri Supernova






Saya adalah penggemar novel, walaupun tidak semua jenis novel saya baca. Biasanya saya hanya membaca novel yang cerintanya ringan. Karena bagi saya, membaca adalah salah satu kegemaran yang mampu memberikan saya ketenangan dan juga hiburan. Karena itu saya jarang sekali membaca novel yang berat-berat. Buat saya membaca cerita yang pake mikir nggak ada nikmatnya. Yang ada cuma menambah kerutan di dahi karena keseringan mikir yang rumit. Tapi justru mungkin bagi sebagian yang lain berbeda, mereka membaca untuk memberikan pengetahuan baru dan vitamin buat otak. Atau mereka perlu mengasah otak mereka supaya nggak tumpul. Kalau saya, sih karena hari - hari saya sudah cukup rumit dengan permasalahan hidup yang ada terus tiap hari, maka saya butuh penyegaran buat otak saya. Dan membaca novel adalah salah satunya. Karena itu saya perlu bacaan - bacaan ringan dan segar guna menghibur kepenatan otak saya.


Saya mulai membaca cerita novel sewaktu saya duduk di bangku SMA kelas 2. Waktu itu saya rajin sekali bolak - balik ke perpustakaan cuma buat minjem novel. Mungkin selama saya bersekolah disitu, history peminjaman buku saya cuma novel aja kayanya. Waktu itu saya sebenarnya cuma ikut - ikutan teman sebangku saya yang hobi baca mulu. Tapi kalau baca pasti kilat. Nggak butuh berhari - hari untuk menghabiskan satu judul novel, cukup sejam - dua jam, bahkan menit, kalau bukunya tipis. Beda dengan saya, yang butuh minimal sehari untuk menghabiskan satu novel yang tipis. Karena saya ini tipe pembaca yang kalau buka buku nggak langsung baca isi ceritanya, kadang ucapan terima kasih aja saya baca dulu, trus lanjut ke biodata penulis, baru deh baca ceritanya. Itu pun saya membacanya perlahan, semua halaman di resapi. Dulu.


Dulu, saya tidak punya penulis atau novel yang amat sangat saya sukai. Semuanya sama bagusnya buat saya. Sampai teman saya membaca novel karya Dee Lestari yang Supernova, Ksatria Putri dan Bintang Jatuh. Waktu itu biasanya, setiap dia selesai baca buku, pasti langsung kasih pinjam ke saya. Tapi yang ini nggak. Saya lupa dia ngomong apa, tapi intinya adalah buku Supernova ini bahasannya nggak banget, tingkat tinggi, dan susah dipahami. Pada saat itu yang saya tau, novel bercerita tentang sepasang gay, tapi saya ngga tau alur ceritanya seperti apa.


Sampai akhirnya ia memberikan saya buku Supernova: Petir. Di situ saya langsung suka sama ceritanya. Ringan, lucu dan unik. Tapi disitu saya belum tau kalau ternyata novel Supernova ini berseri. Sampai saya mulai masuk kuliah, saya baru tau kalau Supernova ada 3 seri, salah satunya ya si KPBJ itu. Beruntung waktu itu saya ngikutin twitter nya Dee Lestari yang waktu itu sempet post soal pemesanan 3 Seri Supernova di TrueDee Pustaka. Sebelumnya saya sudah punya 2 buku Dee Lestari yaitu Filosofi Kopi dan Perahu Kertas. Dan waktu itu beli 2 buku ini juga karena terkesan dengan Petir, makanya nagih beli lagi.


Awal baca Supernova seri pertama, saya pusing. Baru kali ini baca novel yang tiap buka halaman bawaannya dahi kerut-kerut melulu. Saya berasa lebih cepat lapar dari biasanya. Saya merasa mengalami dejavu. Seperti saat salah satu dosen saya menugaskan saya untuk baca Dunia Sophie. Akhirnya KPBJ ini banyak yang saya skip halamannya. Dan yang saya tangkap cuma kisah sepasang gay yang membuat sebuah karya. Sisanya? saya serahkan kepada udara, alias menguap seketika :p


with Rectoverso


Beruntung, saya pertama kali mengenal karya Dee adalah melalui kisahnya Etra, si bos Warnet Elektra Pop, sekaligus terapis listrik di Supernova, Petir. Mungkin kalau saya memaksa membaca KPBJ saya ngga bakal membaca seri Supernova lainnya, karena terlanjur trauma dengan efek kerut-kerut dahinya. Bahkan sampai sekarang setelah membaca berulang kali, masih menyisakan tanda di dahi saya, walaupun tidak sebanyak waktu pertama kali baca. Di Akar, Supernova yang kedua, berkisah tentang petualangan Bodhi yang jadi tukang tato. Disini juga sama kocaknya walau nggak banyak, dan ada bagian yang buat saya sedih, yaitu saat Kell harus mati kena peledak, nyesek banget di sini, kasian Bodhi nya, sendirian lagi.


Me and Petir

Setelah saya punya 3 Seri Supernova; KPBJ, Akar, Petir, saya terpacu untuk memiliki karya - karya Dee yang lain. Saya pun berburu Madre dan juga Rectoverso. Dan lagi - lagi saya jatuh hati juga dengan dua karya yang ini. Madre isinya mirip - mirip Filkop yang berisi cerpen dan essai - essai
 ( atau puisi ya?). Dan Rectoverso, merupakan buku terbagus yang pernah saya punya. Buku ini banyak gambarnya dan berwarna, belum lagi kertas nya yang tebal dan hard cover! :D


Lalu di tahun 2012 setelah 8 tahun, seri Supernova akhirnya kembali terbit dengan judul Partikel. Buat saya Partikel ini adalah Supernova  kedua yang saya favoritin setelah Petir. Sama seperti di Petir, di Partikel saya juga suka sama karakternya, Zarah yang petualang dan dekat dengan alam. Dari Zarah, saya jadi pengen banget bisa ke Tanjung Puting. Oh, ya satu lagi kenapa saya suka sekali sama Partikel, karena Supernova yang ini jauhh lebih tebal dari seri - seri sebelumnya. Jadi saya bisa berlama - lama membaca buku ini.


bersama Gelombang dan Partikel

Lalu di tahun 2014 lalu, seri kelima muncul bertajuk Gelombang. Kalau di Partikel pembaca dikasih petualangan si Zarah yang fotografer alam, di Gelombang dikisahkan pemuda batak bernama Alfa yang bermasalah dengan mimpi yang berulang kali mencoba membununhya, sampai ia merantau ke negeri Amerika. Yang ini juga seru sekaligus horor, karena adanya sosok Si Jaga Portibi yang digambarkan bermata runcing kuning dan berjubah hitam. Si Jaga Portibi ini mengingatkan saya pada Dementor, si penjaga penjara Azkaban. Sama - sama jubah hitam soalnya. Walaupun pada akhirnya si Portibi ini yang membantu Alfa menuju Asko.


Dan di Februari tahun ini, seri ke 6, sekaligus seri terakhir Supernova; Intelengi Embun Pagi rilis, tepatnya hari ini! tanggal 26 Februari serentak di toko buku Indonesia dan juga di playstore. Tapi sayangnya, saya yang ikutan pre order di Mizan masih harus bersabar karena kemungkinan baru tiba bulan depan. Tapi nggak apa - apa, deh. Toh, cuma nunggu beberapa hari inih. Dan lagi pleuss tanda tangan n T-Shirt juga!
Yeay!


Jadi, kan ceritanya di akhir buku Partikel Etra dan Bodhi sudah bertemu, terus di Gelombang juga Alfa dan Kell (yang hidup lagi) bertemu juga.  Nah, di buku Embun ini semua tokoh, dari Bodhi, Etra, Zarah, Alfa, Kell, Gio, Ishtar sampai Firas yang hilang, juga tokoh - tokoh lain macam Mpret, Reuben dan Dimas pun kumpul semua disini! Fyuh! gimana nggak deg - deg an coba. Buat para AdDeection pasti penasaran setengah idup. Apa yang bakal terjadi pada semua tokoh - tokoh ini? Apa mereka bakal bikin EO? atau bikin kesebelasan sepak bola beserta pemain cadangan dan manager nya? Atau malah mereka bersama akan menjadi pelindung dunia melawan  Sarvara layaknya Avenger?

Atau sepertinya saya yang sudah mulai kurang waras karena belum juga memegang IEP di tangan saya, karena keduluan mereka yang berburu langsung ke toko Buku?

Sepertinya, iya.


*Foto-foto oleh Concept

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiada Kesan tanpa Kehadiranmu